Kamis, 21 Januari 2016

🍁
NOTULENSI KULIAH ONLINE KE-3 "RAFFLESIA PARENTING COMMUNITY"
🍁
PEMATERI : HARRY SANTOSA
MODERATOR : INIARTINI
NOTULIS : EFRIANY SUSANTY
TEMA : Memahami konsep HE untuk tahap pra latih usia 0-7 tahun
HARI/TANGGAL : KAMIS, 21 JANUARI 2016
WAKTU : 20.00 s.d 22.30

🌻
PEMBUKA (OLEH MODERATOR)
Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, terima kasih dan selamat datang saya ucapkan kepada akhwatifillah yang sudah bergabung. Perkenalkan saya Niar, hadirnya di sini adalah selaku moderator kajian.
Malam ini narasumber kita adalah ustad Harry Santosa, penulis buku "Fitrah based Education"
Tema kita malam ini adalah :
Konsep Home Education(HE) Tahap Pra Latih Usia 0-7 Tahun

Dibawah ini adalah tata tertib kajian:
Seperti biasa alur kajian kita malam ini seperti berikut:
1. Moderator memperkenalkn diri
2. Perkenalan singkat profile pemateri
3. Penyampaian materi 30-45 mnt
4. Tanya jawab (TJ) dipandu moderator. Bagi penanya HARUS menaati *RULES TJ
5. Closing statement dari pemateri
6. Penutup oleh moderator

PENTING !!!
Selama Pemateri menyampaikan materi, KEEP SILENT dulu.

Hanya boleh berikan Emot secukupnya,.......tapi TAHAN dulu utk berikan PERTANYAAN dan TANGGAPAN
🚫Rules Tanya Jawab Kajian 🚫
1. Setiap 1 sesi TJ terdiri dari 3 penanya,
2. Format pertanyaan Nama_Pertanyaan
3. Setiap penanya maksimal 2 pertanyaan dan 1x feedback. Untuk feedback dijapri ke moderator
4. Format feedback japri ke moderator : NAMA isi feedback
πŸ„ISI (OLEH PEMATERI):
Bagian 3
πŸ’–
 Tazkiyatunnafs.

Secara sederhana dimaknai sebagai pensucian jiwa, membersihkan hati dengan banyak mendekat, memohon ampun, menjaga serta berhati-hati dari hal-hal yg syubhat apalagi haram atau waro’ kepada Allah dengan harapan keridhaan Allah SWT agar ditambah hidayah sehingga fitrah nurani memancar dalam akhlak dan sikap serta kesadaran yang tinggi atas peran (tauiyatul a’la). Pendidikan anak atau generasi memerlukan ini sebagai pondasi awal. Selanjutnya adalah masalah teknis.
Umumnya kecemasan, obsesif, banyak menuntut atau banyak memaksa atau sebaliknya, tidak konsisten (dalam arti sesuai fitrah anak, bukan obsesi orang tua), tidak percaya diri mendidik anak, muncul karena kurangnya tazkiyatunnafs para orang tuanya sehingga mudah terpengaruh oleh “tuntutan atau perlakuan” yang tidak sesuai atau menciderai fitrah.
Tujuan tazkiyatunnafs orang tua, adalah agar kita kembali kepada kesadaran fitrah kita dengan memahami konsep pendidikan sejati sesuai fitrah.
Ketika orang tua menginginkan anaknya shalih maka orang tua harus memahami konsep kesejatian/fitrah anak dan makna keshalihan sesungguhnya. Shalih adalah amal, bukan status.
Pesan dari Bunda Septi yang selalu kami pegang, “Untuk itu siapkan diri, kuatkan mental, bersihkan segala emosi dan dendam pribadi, untuk menerima SK dari yang Maha Memberi Amanah. Jangan pernah ragukan DIA. Jaga amanah dengan sungguh-sungguh, dunia Allah yang atur, dan nikmati perjalanan anda.”

Bagian 4
πŸ’–
 Metode dan Cara

Sudah tidak diragukan lagi bahwa mendidik (bukan mengajarkan) Aqidah sejak usia dini, adalah hal yang mutlak. Aqidah yg kokoh akan amat menentukan pilihan2 serta pensikapan2 yg benar dan baik dalam kehidupan anak2 kita kelak ketika dewasa. Lalu bagaimana metode dan caranya?
Menurut yg saya pahami secara sederhana, bahwa pertama, setiap pendidik atau ortu perlu menyadari bhw sesungguhnya setiap anak manusia yg lahir sudah dalam keadaan memiliki fitrah aqidah atau keimanan kpd Allah Swt. Setiap manusia pernah bersaksi akan keberadaan Allah swt, sebelum mereka lahir ke dunia. Maka tdk pernah ditemui di permukaan bumi manapun, bangsa2 yg tidak memiliki Tuhan, yaitu Zat Yang Maha Hebat tempat menyerahkan dan menyandarkan semua masalah dalam kehidupan.
Dengan demikian maka, yg kedua adalah bahwa tugas mendidik adalah membangkitkan kembali fitrah keimanan ini, namun bukan dengan doktrin atau penjejalan pengetahuan ttg keimanan, namun dengan menumbuhkan (yarubbu/inside out) kesadaran keimanan melalui imaji-imaji positif tentang Allah swt, tentang ciptaanNya yang ada pada dirinya dan ciptaanNya yg ada di alam semesta.
Dengan begitu maka, yg ketiga adalah dengan metode utk sebanyak mungkin belajar melalui hikmah-hikmah yang ada di alam, hikmah yang ada pada peristiwa sehari-sehari, hikmah pada sejarah, hikmah2 pada keteladanan dstnya.
1. Menjadi penting membacakan kisah2 keteladanan orang2 besar yg memiliki akhlak yg mulia sepanjang sejarah, baik yg ada dalam Kitab Suci maupun Hadits maupun yg ditulis oleh orang2 sholeh sesudahnya.
2. Menjadi penting senantiasa merelasikan peristiwa sehari2 dengan menggali hikmah2 yg baik dan inspiratif.
3. Menjadi penting untuk senantiasa belajar dengan beraktifitas fisik di alam dgn, meraba, merasa, mencium aroma, mengalami langsung dstnya.

Metode berikutnya, tentu saja kisah2 penuh hikmah itu perlu disampaikan dengan tutur bahasa yg baik, mulia dan indah bahkan sastra yg tinggi. Menjadi penting bahwa tiap anak perlu mendalami bahasa Ibunya dan bahasa Kitab Sucinya. Bukan mampu meniru ucapan, membaca tulisan dan menulis tanpa makna, namun yg terpenting adalah mampu mengekspresikan gagasan2 dalam jiwanya secara fasih, lugas dan indah, sensitif thd makna kiasan2 dalam bahasa sastra yg tinggi.
Para Sahabat Nabi SAW yg dikenal tegas namun memiliki empati dan sensitifitas yg baik serta visioner umumnya sangat menggemari sastra.
Semua metode itu, kembali lagi, adalah bertujuan utk membangun kesadaran keimanan melalui imaji2 positif lewat kisah yg mengisnpirasi, melalui kegairahan yg berangkat dari keteladanan, pemaknaan yg baik melalui bahasa ibu yg sempurna dstnya.

Imaji negatif akan melahirkan luka persepsi dan luka itu akan membuat pensikapan yg buruk ketika anak kita kelak dewasa.
Sampai sini kita menyadari bhw peran orangtua sebagai pendidik yg penuh cinta serta telaten maupun sebagai sosok yg diteladani dan menginspirasi tidak dapat digantikan oleh siapapun, apalagi dalam membangkitkan kesadaran keimanan anak2nya. Maka penting bagi para pendidik untuk melakukan pensucian jiwa (tazkiyatunnafs) sebelum memulai mendidik dgn kitab dan hikmah.
Bukankah orangtua lah yg akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat, bukan yang lain?
Salam Pendidikan Peradaban
----------------------------
♻ Disusun oleh: Tim Pengurus Pusat HEbAT

Materi Diswap Materi Pokok I "Apa itu Home Education?"
Ayah Bunda hebat para pendidik peradaban. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membimbing kita mendidik putra-putri generasi peradaban.
Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun.
HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak.
Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.
Setiap anak kita setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan:
1. Potensi fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok Robb.
2. Potensi fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati
3. Potensi fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifik nya di muka bumi
4. Potensi fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqilbaligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik.

Ke 4 potensi fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke 4 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban.
Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat.
Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat.
Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para sciencetist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif.
Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata.
Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya.
Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan melahirkan generasi yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia. ✅
‪#‎diambil‬ dari materi KulWap I HEbAT_Bekasi oleh Ust. Harry Santosa
πŸ€
TANYA JAWAB
🍁
SESI KE - 1

Kita akan buka 3 penanya utk sesi pertama. Silakan yg pertama? Langsung pertanyaannya y. Penanya ke-2 dan selanjutnya Japri saya
🍁
PERTANYAAN 1
Bunnov : bagaimana teknis pelaksanaan HE untuk anak usia 0-7 tahun ustad?

πŸ“
JAWABAN 1
1⃣bunnov yang baik,
Kita sebenarnya belum sampai pada teknis, ini ada pertemuan khusus. Banyak diantara ortu ingin langsung ke teknis, krn kita terbiasa diajarkan di sekolah "serba tersedia", kalau perlu kunci jawaban sekalian. Ketahuilah bahwa masalah terbesar mendidik ada di mindset/fikiran dan di hati/perasaan ayahbunda nya.
Kita tahu misalnya tidak boleh memukul, melotot, menjerit dll pada anak balita yg membuat mereka trauma, namun dalam keseharian kita sering sekali melakukannya, tidak sabaran, panikan, tergesa2 ingin lihat anak berstatus shalih dsbnya. Ini semua krn kita tdk punya sandaran keyakinan dan gambaran yang kokoh dan jelas hakekat dan makna serta peran mendidik.
Walau begitu saya introduce sedikit, bhw usia 0-7 patokan yg paling gamblang adalah Siroh Nabi SAW. Ada 7 hal yang Belau dapatkan dalam pendidikan semasa di bunda Halimah
1. Sosok Ayah Ibu yg utuh dan hadir setiap saat 
2. Bahasa Ibu yang utuh, sehingga mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan dengan jelas dan baik. Catatan, ada yg mengatakan, bahasa ibu utuh jika setidaknya menguasai 90000 kosa kata bahasa ibunya.
3. Sensomotorik dengan belajar, bermain bersama alam, di alam terbuka. Menyentuh, merasakan dstnya
4. Psikomotorik, fisik yg kuat. Mendaki bukit sampai ke puncak.
5. Executive functioning, kepemimpinan yg kuat dengan memelihara hewan atau tumbuhan 
6. Kearifan lokal melalui Kisah kisah kepahlawanan 
7. Adab yang berangkat dari value atau nilai atau kearifan dalam keluarga
Ke 7 ini sudah cukup memerlukan effort yang banyak dan komitmen, jangan sibukkan dengan calistung dan sesuatu yg belum waktunya, ✅

🌹
PERTANYAAN 2 :

wulan_bkl_bisakah pendidikan anak lebih byk dilakukan oleh ibu? krn sang ayah skurang perduli walaupun sdh diberi pengertian krn sang ayah msh menganut sistem lama bahwa anak hrs patuh kpd ortu tanpa perlu bertanya sebabnya. mksh
🌷
JAWABAN 2 :

2⃣bunda Wulan yg baik,
Usia 0-2 full dekat ke ibu krn ada menyusui. Usia 2-7 ini anak harus dekat bersama ayahibu. Usia 7-10, anak lelaki didekatkan ke ayah dan anak perempuan ke ibu krn ada peran2 seksualitas dan sosial yg melekat ke ayah dan ke ibu yg anak harus ditumbuhkan fitrah sosialnya mulai di usia 7. Usia 10-14 kedekatan nya dibalik, anak perempuan ke ayah, anak lelaki ke ibu, krn di usia ini anak sdh mulai bergairah dgn lawan jenis. 
Secara umum ayah dan ibu harus selalu hadir sejak anak lahir sampai aqilbaligh. Riset sederhana saa dkk di sekolah alam, menunjukkan bhw anak anak yg gurunya sepasang jauh lebih seimbang rasional dan emosionalnya daripada yang tdk sepasang.
Orangtua yg single parent harus segera mencari pengganti sosok ayah atau sosok ibu bagi anak anaknya. Ayah adalah sosok keteladanan bagi ketegasan dan rasionalitas, sementara Bunda adalah sosok keteladanan bagi kelembutan dan emosionalitas. Agar anak anak seimbang jiwa dan mentalnya maka keduanya harus hadir.
Kasus anak yg diboarding school sejak dini, mirip kasus anak yg dirampas dari pelukan kedua orangtuanya krn peperangan maupun bencana atau penculikan. Secara sosial anak anak yg demikian akan sulit memiliki hubungan yg dekat, selalu curiga, membenci wanita dstnya.
Di sisi lain, sang ayahlah yang menentukan core mission keluarga, dialah yg find the way, lead the way, show the way dan communicate the way kpd anggota keluarganya. Dari core mission inilah sang bunda menurunkan menjadi kurikulum pendidikan di rumah yg unik bagi tiap tiap anak anaknya ✅

🌹
FEEDBACK 2:

Feedback bunda wulan
1. kalau prinsip ttg kedisiplinan, pengembangan minat anak, emosi anak dll sang ayah kurang peduli. dia hanya perprinsip asal anak diam terserah seandainya nanti si anak jd melawan sang ayah akan bermain fisik utk mendisiplinkan anak pd saat itu. jd sebenarnya lbh ke pendidikan emosional anak si ayah ga mau perduli
2. td pak ustad bil ayah yg hrs tegas dan rasional ttp hal itu lbh byk diambil perannya oleh ibu.krn si ayah tipe cuek bebek bgt.
πŸ‘JAWABAN FEEDBACK 2 :
Bunda Wulan,
Shabar ya bunda. Hidayah itu hak Allah sepenuhnya. Buang jauh jauh kebencian di hati bunda, apalagi menumpuknya setiap hari. Musuh kita bukan pasangan kita tetapi musuh kita adalah iblis yg menanamkan kebencian di hati kita. Tahajudlah di penghujung sepertiga malam yang hening, doakan banyak banyak suami bunda. Kebencian kita kadang melalaikan kita utk mendoakan suami kita, ayah anak anak. Mintakan hidayah Allah baginya dengan sungguh2, sementara itu bunda sibukkan dengan memperbesar cahaya bunda, dengan memperbaiki cara mendidik selama ini, anak akan memilih jalan yg baik. Buat strategi dan komunikasi yg baik agar anak tdk membenci ayahnya. Yuk bangkit, jangan patah semangat dan tenggelam dalam masalah, fokus pada kebaikan yg bisa kita lakukan walau seisi dunia tdk mendukung ✅

πŸ‰
PERTANYAAN 3 :

Risza agustina - prabumulih
Ust. Bagaimanakah cara menanamkan aqidah yg benar pd anak usia 3th agar sholat tak hanya sebatas ritual dan membaca qur'an tak hanya sebatas merapal, jazakillahu khoiron ustd.

🌻
JAWABAN 3 :

3⃣bunda Risza yg baik,
Ini pertanyaan yg bagus, kita semua ingin anak kita memiliki aqidah yg baik. Maka pendidkan aqidah atau fitrah iman ini justru golden age nya ada di usia 0-7 tahun. Jadi usia 0-7 tahun bukan golden age utk kecerdasan otak sbgmana para penganut baby genius yg menggegas balita dengan flashcard atau pelajaran kogntif lainnya.
Usia 0-7 tahun adalah kesempatan emas untuk mendidik aqidah, tapi bukan tata tertib syariah. Karenanya sholat mulai diperintah sejak usia 7 tahun, bukan sejak dini. Apakah Allah lalai? Sejujurnya, sholat ini utk anak yg sudah punya tanggungjawab sosial di atas 7 tahun. Di bawah usia 7 tahun saya kira tdk ada anak yg suka mengerjakan sholat dengan tertib, krn tdk ada anak balita yg tahan diam dan tenang lebih dari 30 detik.
Maka bukan tidak boleh mengenalkan sholat pd balita, tentu bagus dan baik, namun bukan dengan target disiplin gerakan dan bacaan, tetapi rasa suka dan gairah mengerjakan walau tidak tuntas. Jadi targetnya adalah suka dan ridha pd sholat, bukan tepat dan benar mengerjakannya.
Begitupula mendidik aqidah atau fitrah iman, bukan dengan gaya orang dewasa mengajarkan rukun iman dengan duduk bersila dan formal, tetapi ajak ananda bergairah pada Allah dan Rasulullah SAW serta amal shalih dengan keteladanan dan atmosfir keshalian di rumah.
Biasakan wajah sumringah dan senyum ceria ketika adzan berkumandang, ajak anak keluar rumah utk melihat bintang bintang dan mengatakan bahwa Allah ada di langit jagain bunda, ayah dan kamu. Kreatiflah menciptakan imaji2 positif ttg kebenaran dengan melihat alam, dengan keteladaan dan suasana keshalihan.
Anak anak usia 0-7 tahun, masih terhubung dengan alam ghaib, alam bawah sadarnya terbuka lebar, imaji dan abstraksinya sedang puncaknya, maka inilah kesempatan mengenalkan Allah dan Rasulullah dan kebenaran. Kisah2 kepahwalanan dan keteladanan dengan bahasa yg indah dan bebobot sangat membantu. Hindari mendidik aqidah dengan suasana kaku, formal apalagi menakut2i dengan hukuman dan neraka. Dahulukan kabar gembira sebelum ancaman dalam mendidik. ✅

Tambahan, dahulukan cinta al Quran sebelum membaca alQuran
🍁
SESI KE - 2

🌷
PERTANYAAN 1 :

Unin_Bengkulu
1. Kapan anak usia dini dikenalkan dg bahasa asing? 2. Bagaimana pengaruh Pengenalan bahasa asing (Inggris/Arab/Melayu) pd anak usia dini, mengingat skrg bnyak lagu2 anak2 yg berbahsa asing namun ttp islami.

πŸ‘JAWABAN 1:
1⃣bunda Unin, 
Mother Tongue atau bahasa ibu harus tuntas baru bahasa asing. Bahasa Ibu adalah bahasa dimana ayah dan ibu adalah penutur aktif dari bahasa itu. Jika anak ingin diajarkan bahsa asing maka pastikan bahasa ibu ini tuntas dulu. Banyak praktisi dan psikolog menyarankan bahasa asing sebaiknya diajarkan setelah usia 7 tahun bahkan ada yang 9 tahun.
JIka bahasa ibu tidak utuh dan langsung diajarkan bahasa asing maka anak akan beresiko terkena mental block, yaitu kegagalan mengekspresikan gagasan dan perasaan. Ini berdampak ke psikologis dan sosialnya kelak, justru jauh lebih buruk dari tidak bisa bahasa asing. Di Jepang bahasa asing tidak terlalu penting toh bisa jadi negara maju. Juga perlu dipahami bahwa pendidikan internasional justru mensyaratkan bahasa ibu sebelum bahasa asing. Karenanya agak aneh jika banyak sekolah internasional justru mengajarkan bahasa asing lebih utama. 
Bahaya lain, jika diajarkan bahasa asing sebelum tuntas bahasa ibu adalah bingung bahasa. Ini perlu terapi. Ini kasus bingung bahasahttps://youtu.be/yTz_LidMJDI 
Terkait bahasa Arab, atau bahasa alQuran, jangan khawatir, jika bahasa ibunya utuh maka anak akan mudah mempelajari bahasa asing apapun dengan baik. ✅

🌹
PERTANYAAN 2 :

2. Euis_bekasi_bagaimana berbagi peran antara ayah dan ibu dlm mendidik sesuai fitrah sedangkan ayah selalu ada alasan lelah karna pulang bekerja atau kurang sabar dan telaten pada anak dan ujung2 nya anak cenderung lebih dekat dengan ibu, apa2 ibu dan kadang ada hal yang si anak terlihat kurang nyaman pada situasi yg kebetulan dia lakukan bersama ayahny.
🍁
JAWABAN 2 :

2⃣bunda Euis,
Saya tidak ingin membenarkan perilaku ayah yang "malas mendidik": anak anaknya, tetapi umumnya memang begitu, tekanan ekonomi dan ketidakpahaman wajib mendidik di rumah membuat para ayah menyerahkan sepenuhnya pada istrinya dan sekolah. Ibu Elly Risman sampai bilang bahwa Indonesia adalah fatherless country atau negeri para ayah. Umumnya ayah industrial memang demikian.
JIka ayah begitu, maka bunda takeover tanggungjawab dan tunjukkan pada suami bahwa bunda mampu sukses dan dekat dengan anak anak, Nanti ayah juga "ngiri" dan ingin juga dekat dengan anak anak. Kita berdoa agar diberi jalan untuk memudahkan mendidik anak dengan tangan sendriri. Saya kira para ayah bukan tidak mau, namun tidak paham dan sibuk dengan tekanan ekonomi. 
Riset membuktikan bahwa anak lelaki yg tidak dekat dengan ayahnya berpeluang terkenan narkoba 6 kali lebih besar. Bagitupula anak perempuan yg tidak dekat dengan ayahnya maka akan mudah menyerahkan tubuhnya kpd lelaki yg dianggap bisa menggantikan sosok ayahnya. Yuk, tetap semangat, mulailah kebaikan dari diri sendiri nanti inshaALlah melebar. ✅.

🌻
CLOSING STATEMENT (PEMATERI)

terimakasih atas kesempatan istimewa untuk berbagi kpd para bunda hebat semua. Mari kita fokus pada sisi cahaya yang kita punya dan sisi cahaya anak anak kita, maka cahaya ini akan melebar menerangi sekitarnya. Yuk bangkit, sepanjang sejarah pendidikan hanya mensyaratkan 1 hal, IBU. Peran ayah kini menjadi penting krn banyak ayah meninggalkan posnya dalam mendidik anak. 
Tetap semangat ya, ingat bahwa Allah tidak akan memanggil mereka yang mampu, tetapi memampukan mereka yang terpanggil untuk mendidik anak anaknya sendiiri ✅

Jazakumullah, mohon maaf jika ada kata yg tidak berkenan. Salam takzim utk para bunda peradaban semuanya. Waswrwb 
πŸ˜ŠπŸ™
πŸ…
PENUTUP (MODERATOR)

Ingatlah " Allah tidak akan memanggil mereka yg mampu, tetapi memampukan mereka yg terpanggil utk mendidik anak-anaknya sendiri". Super sekali
πŸ˜ƒπŸ‘
Mr. Harry Santosa Golden Ways 
πŸ™
Baik, jazakumullah ya Ustad, semoga yg di dalam room ini tidak puas ya. Semoga ustad gak kapok hadir di tengah2 kami. Semoga Ilmunya makin berkah..
Saya sbg moderator mohon maaf atas salah2nya. Mari bersama berdoa agar mampu terus memantaskan diri jadi orang tua yg baik bagi anak2 kita. Kita tutup dgn Hamdallah & doa tutup majelis
πŸ™
🏻
πŸ˜ƒ
Selamat beristirahat.
BENGKULU, 21 JANUARI 2016
EFRIANY SUSANTY
(NOTULIS)